Tanggal 17 Oktober 2013, Nikon memperkenalkan kamera DSLR terbaru mereka, Nikon D5300. Kamera kelas menengah ini merupakan upgrade dari Nikon D5200. Meskipun Nikon mengatakan bahwa rilis baru ini sifatnya hanya iterative (perbaikan kecil-kecilan), namun Nikon D5300 juga dibekali dengan wi-fi dan GPS yang sudah built-in, terpasang langsung di kamera. Fitur ini saja sudah menjadikan D5300 sebagai kamera DSLR Nikon pertama yang sekaligus disemati wi-fi dan GPS built-in.

Apa Saja Beda Nikon D5300 dibanding Nikon D5200?

1. Lebih Tajam

Perbedaan pertama adalah hilangnya filter anti aliasing (filter AA) di D5300. Hilangnya filter diharapkan menghasilkan foto yang lebih tajam, sebuah trend dikalangan produsen kamera untuk menghilangkan filter AA ini. Dulu, filter AA perlu dipasang untuk mengurangi efek moire, namun seiring dengan kepadatan pixel yang makin tinggi, efek moire sudah bisa diabaikan sehingga ketajaman foto bisa lebih maksimal.

2. Konektivitas

Nikon D5300 dibekali dengan wi-fi dan GPS yang sudah terpsang langsung, sesuatu yang belum pernah terjadi untuk kamera DSLR Nikon. Ini artinya kamera ini bisa terkoneksi langsung dengan app resmi Nikon, Mobile Utility untuk iOS dan Android. Dengan app ini kita bisa mengontrol kamera dari jarak jauh, hasil foto juga bisa langsung dikirim ke smartphone kita.

3. Beberapa Perbaikan Lain

Nikon D5300 juga dibekali beberapa fitur yang sifatnya upgrade dari D5200, antara lain:

  • Layar LCD yang lebih besar 3,2 inchi dengan resolusi yang lebih jernih serta bisa diartikulasi
  • Viewfinder dengan magnification yang lebih besar
  • Ukuran fisik yang lebih kecil dan bobot yang sedikit lebih enteng dibanding D5200
  • ISO yang lebih tinggi sampai dengan 25.600 maksimum
  • Bentuk grip yang lebih mantab
  • Generasi processor yang lebih muda Expeed 4 dibanding Expeed 3

Selain itu, relatif keduanya tidak berubah secara drastis.

Spesifikasi Utama D5300

Beberapa spesifikasi utama Nikon D5300:

  • Piksel sensor: 24 megapiksel efektif
  • Ukuran sensor: APSC (23,5 x 15,6 mm)
  • Tipe sensor: CMOS
  • Prosesor: Expeed 4
  • ISO: Auto, 100 – 12800 (boost sampai dengan 25600)
  • Preset white balance: 12
  • Format file: JPEF, RAW
  • Autofokus: Contrast Detect (sensor), Phase Detect, Multi-area, Center, Selective, single-point, Tracking, Single, Continuous, Face Detection, Live View
  • Jumlah titik fokus: 39
  • Mount lensa: Nikon F
  • LCD: bisa di artikulasi
  • Ukuran LCD: 3 inchi
  • Resolusi LCD: 1 Juta dot
  • Viewfinder: optik, 95% coverage, 0,82x
  • Minimum shutter speed: 30 detik
  • Maksimum shutter speed: 1/4000 detik
  • Bulit in flash: ya
  • Drive: single frame, continuous, self-timer, delay 2 detik, quick-response remotr, quiet shutter, interval timer
  • Mode continuous: 5 dan 5 fps
  • Mode metering: multi, center-weighted, spot
  • Exposure compensation: ± 5 (pada 1/3 EV, 1/2 EV)
  • Format video: MPEG–4 dan H.264
  • Mikrofon: stereo
  • Speaker: Mono
  • Resolusi video: 1920 x 1080 (60, 50, 30, 25, 24 fps), 1280 x 720 (60, 50 fps)
  • Jenis penyimpanan: SD/SDHC/SDXC
  • Berat (termasuk baterai): 480 gram
  • Ukuran: 125 x 98 x 76 mm
  • Konektivitas: wi-fi built in
  • GPS: built in

Harga dan Ketersediaan

Nikon D5300 akan mulai tersedia dipasaran internasional mulai bulan ini dengan pilihan warna hitam, merah atau abu-abu. Harga menurut Nikon, akan dibandrol pada US$ 1400 (plus lensa kit baru Nikon 18–140mm f3.5–5.6G) atau US$800 (body only).

Nikon D5300 vs D5200 vs D3200

Posted: January 24, 2014 in fotografi

Kemarin Nikon meluncurkan DSLR terbaru mereka, D5300. Di artikel ini kita akan membandingkan spesifikasi antara Nikon D5300, D5200 dan D3200. Antara D5300 dan D5200 adalah update di level yang sama, sementara dari D3200 ke D5200/D5300 adalah naik ke kelas yang lebih tinggi. Seperti kita tahu, antara D5200 dan D5300 dibedakan terutama pada prosesor baru yang memungkinkan kita merekam video sampai dengan 60 fps serta fitur wi-fi dan GPS yang built in, plus bobot yang lebih ringan 80 gram.

Tabel perbandingan ini murni dari sisi spesifikasi.

Fitur Kamera

Nikon D5300

Nikon D5200

Nikon 3200

Resolusi Sensor

24.1 Juta

24.1 Juta

24.2 Juta

Filter AA

Tidak ada

Ada

Ada

Tipe Sensor

CMOS

CMOS

CMOS

Ukuran Sensor

23.5×15.6 mm

23.5×15.6 mm

23.5×15.6 mm

Ukuran piksel sensor

3.92µ

3.92µ

3.85µ

Sensor cleaning

Ya

Ya

Ya

Ukuran Foto

6000 x 4000

6,000 x 4,000

6016 x 4000

Processor Foto

Expeed 4

Expeed 3

Expeed 3

Tipe Viewfinder

Pentamirror

Pentamirror

Pentamirror

Motor Fokus

Tidak

Tidak

Tidak

Cakupan Viewfinder

95%

95%

95%

Media Penyimpanan

1x SD, SDHC, SDXC

1x SD, SDHC, SDXC

1x SD, SDHC, SDXC

Mode Continuous

5 fps

5 fps

4 fps

Shutter Speed

1/4000 sd 30 sec

1/4000 sd 30 sec

1/4000 sd 30 sec

Shutter Count Durability

100 ribu

100 ribu

100 ribu

Sensor Exposure Metering

2,016-pixel RGB sensor 3D Color Matrix Metering II

2,016-pixel RGB sensor 3D Color Matrix Metering II

420-pixel RGB sensor 3D Color Matrix Metering II

ISO

100 sampai 12800

100 sampai 6400

100 sampai 6400

ISO Boost

25600

12800 – 25600

12800

Sistem Autofokus

Multi-CAM 4800DX

Multi-CAM 4800DX

Multi-CAM 1000DX

Titik Fokus

39 AF points, 9 cross-type

39 AF points, 9 cross-type

11 AF points, 1 cross-type

Video Output

MOV, Compressed

MOV, Compressed

MOV, Compressed

Video Waktu Rekam Maksimum

20 min in 24p, 30 min in 30p

20 min in 24p, 30 min in 30p

20 min in 24p, 30 min in 30p

Resolusi Maksimum Video

1920×1080 (1080p) @ 60p, 50p, 30p, 25p, 24p

1920×1080 (1080p) @ 60i, 50i, 30p, 25p, 24p

1920×1080 (1080p) @ 30p, 25p, 24p

LCD

Articulate

Articulate

Tidak Articulate

Ukuran LCD

3.2? diagonal TFT-LCD

3.0? diagonal TFT-LCD

3.0? diagonal TFT-LCD

Resolusi LCD

1,037,000 dot

921,000 dot

921,000 dots

HDR Support

Ya

Ya

Tidak

Built in GPS

Ya

Tidak

Tidak

Wi-fi

Built in

Pakai Aksesoris Tambahan

Pakai Akesoris Tambahan

Baterai

EN-EL14 Lithium-ion Battery

EN-EL14 Lithium-ion Battery

EN-EL14 Lithium-ion Battery

Berat (dgn baterai + memory card)

480g

560g

455g

Ukuran

125 x 98 x 76mm

128 x 97 x 79mm

125 x 96 x 76.5mm

Harga Saat Diluncurkan

US$ 800

US$ 800

US$ 700

Harga Dipasaran Saat Ini

US$ 800

Rp 7 Juta

Rp 5 Juta

Beberapa rekomendasi:

  • Kalau saya punya Nikon D5200, saya tidak akan membeli Nikon D5300 kecuali memang GPS dan Wi-fi sangat-sangat vital buat saya karena perbaikan untuk fitur lain tidak luar biasa signifikan
  • Kalau saat ini saya punya D3200, dengan membeli D5300 saya mendapatkan sistem autofokus yang lebih cepat, metering yang lebih akurat, LCD yang lebih besar dan jernih, plus saya dapat GPS dan Wi-fi built in. Hmm cukup menggiurkan untuk membeli D5300 tapi harus bijak terhadap budget
  • Kalau saya belum punya DSLR, saya akan galau antara D5300 atau D3200. Kalau budget  mepet saya akan beli 3200, dan invest di lensa, kalau dana mencukupi tentu saya beli D5300

Cara Update Firmware Kamera DSLR

Posted: January 24, 2014 in fotografi

Pernah menyadari bahwa kamera digital secara prinsip sebenarnya sama dengan komputer atau laptop anda? Kamera digital memiliki prosesor layaknya komputer, dan kamera digital juga dijalankan dengan software seperti komputer. Software yang digunakan untuk mengendalikan kamera secara umum disebut firmware.

Saat Microsoft mengeluarkan versi terbaru Windows atau Apple mengeluarkan update Mac OS X, anda akan tergoda mengupgrade ke software terbaru karena fitur-fitur baru dan perbaikan yang ditawarkan bukan? Nah, kalau begitu anda juga perlu tahu bahwa produsen kamera (Nikon, Canon, Olympus dll) juga sesekali mengeluarkan update software.

Firmware terbaru biasanya dikeluarkan oleh produsen kamera untuk mengatasi beberapa bug (bahasa orang komputer yang kurang lebih artinya kesalahan pemrograman) dan juga menambah beberapa fitur baru yang dirasa penting. Contoh bug yang biasanya muncul dikamera misalnya autofokus lelet, white balance tidak akurat dll. Hhhh… kok kayaknya susah ya?.

Jangan ngeper dulu, gampang kok! Ikuti langkah berikut ini:

 

  1. Pertama anda lakukan adalah mememeriksa versi firmware yang ada di kamera anda sekarang. Di Nikon dan Canon anda bisa mengecek versi firmware kamera dengan memencet tombol Menu > Setup > Firmware Version. (lihat gambar diatas) Catat versi firmware di kamera anda yang tertulis disana, misal tertulis “Version 1.0.1″, catatlah dikertas.
  2. Kedua, periksa apakah ada upgrade firmware terbaru yang dirilis oleh produsen kamera untuk kamera anda. Belajar Fotografi biasanya menginformasikan rilis upgrade firmware melalui account twitter belfot, jadi follow @belfot. Selain itu anda juga bisa melakukan pencarian dengan Google. Misal kamera anda Canon 50D, maka cukup anda ketikkan “Canon 1000D” + fimrware update, atau jika kamera anda Nikon D700, ketikkan “Nikon 700″ + Firmware Update. Google akan memberi anda link untuk mendownload secara langsung, biasanya dari situs produsen kamera.
  3. Setelah anda sampai di situs yang menyediakan download secara langsung, silahkan langsung saja didownload (atau kalau dalam bahasa Kaskus, disedot…). Biasanya produsen kamera juga menyertakan instruksi singkat dan jelas bagaimana langkah-langkah mengupgrade firmware secara spesifik untuk merk kamera anda.
  4. Saya mendownload firmware baru, sekaligus instruksi cara upgrade yang telah disediakan.
  5. Saat file telah terdownload ke komputer, periksa file yang tersedia lalu colokkan kamera dan ke USB di komputer menggunakan kabel yang disediakan saat anda membeli komputer dulu. Selanjutnya ikuti instruksi yang sudah disediakan oleh produsen kamera. Jangan khawatir, bisanya instruksinya cukup jelas dan disertai ilustrasi gambar, jadi anda tidak perlu bingung.

Oke, selamat mencoba. Sekedar catatan, update firmware tidak melulu harus tentang kamera.

Komposisi Foto: Ruang Negatif

Posted: January 23, 2014 in fotografi

Dalam fotografi, ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi obyek utama sebuah foto. Dalam dunia desain, ruang negatif juga dikenal sebagai ruang putih (white space). Susah untuk mendeskripsikan ruang negatif, lebih mudah diterangkan dengan sebuah contoh foto, seperti dibawah ini:

Oranges and Yellows on Blue

Dalam foto diatas, subyek utama foto adalah dua orang yang sedang mengayuh kayak, sementara ruang negatifnya adalah permukaan air danau berwarna biru yang terlihat sangat luas.

Ruang negatif meski kadang tidak memiliki detail dan seringkali bahkan tidak berisi apapun, memiliki perananan penting dalam foto. Ruang negatif kerap dimanfaatkan oleh fotografer untuk memperkuat obyek utama. Luas dan sepinya ruang negatif membuat mata kita bisa berfokus pada obyek utama yang jauh lebih menonjol meski ukurannya kecil. Dengan memperkuat obyek utama, sebuah foto menjadi lebih mudah dicerna dan dinikmati.

Young force.........        (  view larger size: please press "L")

Didunia desain maupun arsitektur, konsep minimalisme adalah sebuah konsep yang memanjakan ruang negatif. Dengan hanya menggunakan elemen yang benar-benar esensial dan menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu, sebuah desain minimalis (baik grafis maupun rumah) terasa memiliki ruang bernafas yang luas dan terasa lega. Ditengah hiruk-pikuk dan semrawutnya lingkungan yang kita temui sehari-hari, sebuah foto yang menawarkan banyak ruang bernafas memiliki daya tarik sendiri karena menawarkan liburan dan hiburan buat mata kita.

Pink

Anda bisa mencoba menggunakan ruang negatif untuk memperkaya cita rasa foto-foto anda. Lain kali saat akan memotret, pikirkan ruang sepi dan lega dalam foto supaya obyek utama yang ingin anda tonjolkan bisa bernafas lega serta foto secara keseluruhan berasa seimbang.

Coba perhatikan foto dibawah ini:

perspektif-ukuran

Dari foto diatas, tahukan seberapa besar susunan struktur batu-batu ini? Anda mungkin bisa tahu, besar dong, kata anda. Tapi seberapa besar? Sebesar orang? sebesar mobil? atau sebesar rumah? Sekarang perhatikan foto berikutnya:

perspektif-ukuran-2

Dari ukuran orang disebelah kiri serta mobil disebelah kanan, sekarang baru sadar bahwa susunan batu-batuan tersebut memiliki ukuran yang masif, luar biasa besar. Kedua foto tersebt diambil dengan lensa yang sama dan angle yang sama persis, hanya foto pertama tanpa ukuran dan di-crop dibagian kanan. Tanpa orang dan mobil, hasil foto pertama tampak biasa, namu saat orang dan mobil diikutkan dalam frame foto, orang lalu terperanjat dan sadar dengan ukuran batu-batu ini.

Saat ingin menunjukkan betapa besar atau betapa mungilnya ukuran sebuah benda dalam foto, memberikan obyek lain sebagai pembanding bisa memberi perspektif bagi yang melihat foto. Obyek yang menjadi pembanding biasanya adalah obyek yang cukup familiar: orang , mobil, rumah, hewan dan lain-lain.

Untuk sekedar penekanan, silahkan lihat foto dibawah ini. Tanpa pembanding, struktur dibawah ini tampak sangat besar:

perspektif-skala-ukuran-41

Sekarang sang fotografer masuk ke frame sebagai pembanding betapa yang tampak besar dalam foto diatas adalah tipuan perspektif karena diambil dengan sudut dan lensa tertentu, sementara subyek aslinya hanyalah sebuah benda yang tidak terlalu besar (Lihat betapa teknik ini dimanfaatkan dengan brilian disini):

perspektif-skala-ukuran-2

Kesimpulannya, anda bisa menggunakan teknik seperti contoh pertama untuk menunjukkan betapa besar foto yang anda ambil dengan menghadirkan benda lain sebagai pembanding. Namun anda juga bisa menyembunyikan pembanding dan memberi kesan seolah-seolah subyek dalam foto anda sangat besar (atau kecil) dengan perspektif tertentu. Selamat mencoba.

beforeaftergrad
Langit yang biru dan cerah merupakan idaman setiap penggemar fotografi, karena birunya langit akan menambah keindahan dan kedalaman foto. Namun langit yang biru seperti ini makin susah saja didapat, apalagi jika anda memotret obyek di kota – kota besar, abu-abu dan pucat adalah warna langit sehari-hari.

Untunglah dengan Photoshop kita bisa membuat langit lebih biru (lihat contoh diatas). Kita akan memanfaatkan tool bernama Graduated Filter yang tersedia dalam Adobe Camera Raw (otomatis di install bersamaan dengan anda menginstall Photoshop). Tool ini diciptakan untuk meniru cara kerja Filter Gradasi yang biasanya dipasang didepan lensa anda.

Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka foto anda di Adobe Camera Raw. Jika anda memiliki foto dengan format raw anda bisa langsung membukanya di Adobe Camera Raw, jika anda memiliki foto dengan format JPG/JPEG atau TIFF ikuti langkah iniuntuk membuka file tersebut di Camera RawScreenshot20091226at10.38.01AM
  2. Aktifkan tool Graduated Filter, tekan tombol G di keyboard anda begitu foto sudah terbuka di Adobe Camera Raw, untuk mengaktifkan Graduated Filter tool
  3. Tekan dan tahan tombol Shift, sambil anda klik di ujung atas foto lalu tarik mouse anda ke bawah (tergantung ketinggian langit), untuk foto ini saya tarik sampai dibawah lambang Garuda.Screenshot20091226at10.39.32AM_thumb
  4. Atur parameter di sebelah kanan. Mainkan parameter-parameter disebelah kanan sampai anda mendapat warna langit yang sesuai selera.
  5. Catatan: Grid gradien: pin hijau adalah ujung atas dan pin merah adalah ujung bawah. Exsposure: makin rendah maka makin gelap; saturation: makin besar akan makin kuat warnanya; color: untuk warna langit pilih warna biru tua di color picker.
  6. Jadi, warna langit di foto anda akan lebih menarik. Sekedar tambahan: anda juga bisa menggunakan trik ini untuk membuat gradien lainnya, bukan hanya warna langit.

Foto zoom burst atau zoom blur adalah foto yang dihasilkan dari efek yang sebenarnya cukup simpel. Cukup memutar ring zoom yang ada di lensa sambil mengambil exposure, maka kita akan memperoleh foto ini. Pada foto zoom blur/burst muncul garis-garis blur yang membuat subyek serasa bergerak. Saat dipakai dalam situasi yang tepat, teknik ini bisa membuat kondisi dan subyek yang biasa-biasa saja menjadi istimewa.

tips-foto-zoom-blur1

Apa Saja Yang Dibutuhkan

Pada intinya kita akan mengubah panjang focal selama kamera dalam proses mengambil foto. Jadi, selama shutter kamera terbuka kita akan memutar ring zoom di lensa secara manual. Jadi, pertama-tama yang kita butuhkan adalah sebuah lensa zoom dan kamera serta kesabaran ekstra untuk mau mencoba berkali-kali (bisa karena biasa?).

Exposure

Untuk mendapatkan efek gerakan, kita perlu memotret dengan shutter speed yang lebih rendah dibanding biasanya. Dengan hanya mengandalkan tangan, rentang shutter antara 1/4 sampai 1/10 detik biasanya cukup, kita bisa mencoba shutter lebih lambat asal punya tripod. Set kamera di shutter priority (Tv atau S) dan cobalah beberapa setting yang berbeda sampai puas dengan hasilnya.

Shanghai Expo City

1/13 detik, f/2.8 ISO 640

Fokus

Kalau anda baru mulai mencoba, tetapkan sebuah subyek sebagai titik fokus di tengah frame sebagai latihan. Anda bisa menggunakan manual fokus atau menggunakan back button focusing

Zooming

Set lensa di posisi zoom terpanjang dan tempatkan subyek utama di tengah frame. Sambil tangan kanan memencet shutter, putarlah ring zoom sehingga focal length lensa memendek, untuk percobaan pertama, gerakkan ring zoom secara lembut. Kita tidak harus memuta ring sampai habis. Pada percobaan berikutnya, silahkan gerakkan dengan cepat (namun sestabil mungkin). Lihat perbedaan hasilnya? mana yang lebih anda sukai?

3528663248_04b08a26721/10, f/22 ISO 100

Peralatan Ekstra

Kalau anda memiliki tripod, alat ini adalah bisa dipakai untuk menstabilkan bagian tajam foto sehingga garis yang blur namun bentuknya masih lurus. Dengan tripod kita juga bisa mencoba teknik zoom burst di malam hari saat memotret dengan tangan hampir mustahil.

Banyak sekali pertanyaan dikirimkan melalui halaman kontak mengenai kenapa foto yang anda hasilkan sampai sekarang masih belum bisa tajam seperti harapan. Nah agar foto anda selalu tajam, hal terpenting yang anda harus ketahui adalah apa saja penyebab foto anda blur.

LET'S THE MUSIC PLAY

Kalau dirunut-runut secara logika dan praktek dilapangan, penyebab foto tidak tajam alias blur bisa ditelusuri dari 5 hal dibawah ini. Sekedar asumsi, anggap saja kita sekarang ini menggunakan lensa 50mm f/1.8.

1. Shutter Speed Kurang Cepat

 

Aturan penting saat anda memegang kamera adalah jangan menggunakanshutter speed lebih lambat dibanding 1/panjang focal. Jadi saat memotret dengan lensa 50mm, anda sebaiknya menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat, itupun dengan catatan anda bisa memeganynya dengan sangat stabil.

Semakin panjang focal length lensa, makin cepat shutter speed yang kita sebaiknya gunakan. Saat menggunakan lensa 200mm, anda paling tidak memakai 1/250 detik. Lensa tele tidak hanya memperbesar obyek foto, mereka juga membuat blur tampak lebih kelihatan. Memiliki lensa dengan IS dan VR tentu juga membantu.

2. Perhatikan Pergerakan Subyek

Aturan nomor 1 diatas oke kalau anda memotret benda diam dan si tukang foto juga diam, tapi kalau yang kita foto adalah mobil dijalan atau burung terbang atau kita yang memotret juga bergerak, tentu hanya dengan 1/panjang focal tetap saja foto masih terlihat tidak tajam.

Dalam situasi ini, anda membutuhkan teknik tersendiri, untuk itu bacaartikel yang menjelaskan cara membekukan gerakan ini.

3. Memotret Wide Open

Memotret dengan lensa seperti 50mm f/1.8 merangsang kita untuk menggunakan bukaan terbesar di f/1.8. Masalahnya adalah, lensa secara fisik memiliki kelemahan menghasilkan foto super tajam saat dipakai di aperture terbesarnya. Bukan berarti lantas anda harus selalu memotret di sweet spot lensa macam di f/4, tapi paling tidak turunkan bukaan barang sedikit. Saat memakai lensa f/1.8, coba gunakan bukaan f/2 atau f/2.8.

Kalau mau foto tajam di bukaan f/1.8 anda membutuhkan lensa f/1.2. Mau tajam di f/1.4, maka belilah lensa f/0.95 (dengan menjual ginjal sebelah heheh, becanda bro dan sis).

4. ISO Tinggi

Memotret dengan ISO yang terlalu tinggi memiliki resiko menghasilkan noise yang juga tinggi. Memang kamera sekarang, terutama yang kelas mahal, sudah lebih canggih dalam hal menyembunyikan noise dalam ISO yang tinggi macam ISO 3200, namun noise tetaplah noise. Kecuali anda menggunakan kamera kelas atas, noise akan terlihat saat kita memaksa menggunakan ISO tinggi. Dan noise bisa menyebabkan detail dalam foto tampak kurang tajam dan mengurangi ketajaman foto secara keseluruhan.

5. Kualitas Cahaya

Ada tajam yang benar-benar tajam dan ada tajam karena terlihat tajam. Terlihat tajam manakala kita memotret dalam kontras yang pas, dalam beda gelap terang yang manis dan itu semua membutuhkan kualitas cahaya yang bagus. Cobalah memotret dalam kondisi cahaya yang flat, rata dan kurang kontras, maka foto jadi terlihat kurang tajam. Secara teknis bisa saja sudah tajam, tapi secara visual terlihat biasa dan tidak tajam. Jadi carilah kondisi dimana foto kita memiliki definisi kontras yang bagus.

Kalau masih belum puas dan jelas soal ketajaman foto, artikel ini juga membantu.

Well, selamat mengasah pisau di kamera dan lensa anda.

Purple Clouds ????

Membuat sumber cahaya malam hari tampak berpendar seperti bintang membuat foto malam kita tampak lebih keren. Efek ini biasanya disebut efek starburst. Untuk membuat starburst, hal mendasar yang harus kita pahami adalah membuat bukaan lensa sekecil mungkin, artinya kita sebaiknya menggunakan angka aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa yang memiliki focal length lebih pendek.

Kenapa harus seperti itu? well, penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit (hmm sempit…). Sifat penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu, bulan, matahari) akan terlihat berpendar dan memiliki lidah, jumlah lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam lensa anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis “aperture blade”. Sementara untuk menjawab kenapa sebaiknya memilih angka f yang besar dan focal length yang lebih pendk, silahkan baca artikel Memahami Angka Aperture Dalam lensa danMemahami Aperture.

Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini:

starburst_lampu_malam

Gambar diatas menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar), lidah cahaya akan semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil, sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.

Tips Foto Starburst Malam Hari:

lite-bright

  1. Gunakan Tripod – Memotret malam hari dengan angka f yang besar, misal foto diatas dengan f/18, membuat shutter speed akan sangat lama, bfoto diatas 25 detik kenapa?. Jadi pastikan anda memakai tripod agar hasil foto tidak seperti lukisan grafiti.
  2. Perhatikan setting kamera – Untuk jenis foto seperti ini, gunakan angka f yang besar: f/11 atau lebih besar. Set ISO di angka yang rendah, dibawah 400, karena kita akan memotret long exposure. Anda bisa menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas perhatikan angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada kecenderungan hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai exposure compensationangkanya bervariasi tergantung dari lingkungan sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan setelahnya.
  3. Setting Fokus – Dengan angka aperture besar, kita tidak akan terlalu pusing memikirkan fokus, namun kalau mau aman ambil titik fokus secara manual, atau set di infinity.
  4. Manfaatkan highlight alert kamera – anda tahu kan? itu lho peringatan bling-bling yang muncul di LCD saat kita memotret subyek yang terang.
  5. Mulai Memotret – dan jangan malas mengulang dan mengubah setting kalau hasilnya belum sesuai keinginan.

Oke selamat mencoba.

Light Trails

Light Trails oleh Mark McGowan. 30 detik, f/10, ISO 200

Foto light trails alias jejak lampu adalah foto dengan obyek utama lampu kendaraan yang terlihat mengekor panjang mengikuti bentuk jalan. Foto jejak lampu lumayan populer sebagai bentuk eksperimen bagi pehobi fotografi. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana menghasilkan foto light trails yang bagus.

Peralatan

Untuk memotret light trails kita membutuhkan kamera dengan fitur kontrol manual, dimana kita bisa mengatur exposure dengan mengubah-ubah salah satu dari ketiga komponen segitiga eksposure.

Anda bisa menggunakan kamera DSLR, mirrorless atau bahkan pocket asal kamera pocket tersebut menyediakan fitur yang saya maksud diatas. Paling tidak, anda membutuhkan kamera yang mengijinkan kontrol shutter priority.

Apa saja alat tambahan dan aksesoris yang diperlukan:

  1. Tripod. Wajib!, kecuali anda rela jika garis lampu yang dihasilkan nantinya kelihatan tidak lurus
  2. Lens hood, tidak wajib namun penting untuk mengurangi flare yang bisa muncul saat lensa terkena sorot lampu kendaraan
  3. Remote shutter, baik yang wireless maupun yang bentuknya kabel

Teknik Dasar

Secara prinsip, foto jejak lampu dihasilkan dengan kamera merekam pergerakan lampu mobil/motor dijalan saat malam hari. Karena durasi exposure yang cukup lama (beberapa detik), maka pergerakan lampu tersebut muncul sebagai garis cahaya yang menyusuri jalan.

M25 Light TrailsM25 Light Trails oleh atache. 30 detik, f/22, ISO 200

Rekomendasi Setting Kamera

Berikut ini setting yang belfot rekomendasikan:

  • Gunakan mode shutter priority
  • Set shutter speed lebih lama dari 6 detik. Bereksperimenlah dengan shutter speed, sesuaikan sampai anda puas dengan penampakan light trails yang dihasilkan, karena tampangnya di foto bisa bervariasi tergantung kecepatan kendaraan yang melintas. Jangan lupa, masih ada opsi untuk menggunakanmode bulb kalau anda ingin bereksperimen lebih jauh
  • Matikan flash !!
  • Gunakan ISO yang rendah
  • Matikan fitur High ISO Noise Reduction (atau apapun istilahnya dikamera anda), fitur ini bisa memperlambat kamera memproses foto
  • Perhatikan komposisi foto anda. Teknik bisa oke, namun komposisi wajib diperhatikan. Bentuk jalan akan sangat mempengaruhi bentuk jejak lampunya. Carilah bentuk jalan atau carilah angle sehingga bentuk jalan terlihat menarik
  • Untuk jenis foto seperti ini, gunakan manual fokus atau tetapkan titik fokus di posisi infinity, gunakan depth of field yang tidak terlalu sempit

Tips Light Trail Lanjut

Berikut ini beberapa masalah yang sering muncul saat memotret light trailsberikut solusinya:

  • Foto jejak lampu yang baik membuat mobil/motor menghilang dari foto. Kalau mobil/motor masih terlihat, berarti exposure anda kurang lama. Buat shutter speed yang lebih lama sampai mobil/motor tidak tampak lagi
  • Sama, kalau jejak lampu di foto anda putus-putus. Berarti setting shutter speed anda masih kurang lama
  • Kalau terjadi overexposure – foto terlalu terang, turunkan nilai aperture (contoh: dari f/4 ke f/8). Begitupula sebaliknya.

Oke, selamat mencoba.